Kenapa ya?

Waktu itu misteri ya? Sekarang atau nanti mungkin sama saja, atau mungkin malah berbeda jauh. Tapi apapun yang terjadi, ya itulah kenyataan yang harus dihadapi. Kita tidak boleh menyesalinya. Jika itu memperburuk keadaan, maka bertindaklah cepat untuk memperbaikinya. Jangan membuang waktu hanya untuk sekedar mencari alasan. Ubahlah masa depan, karena kita tidak mungkin mengubah masa lalu. Masa kini --sekarang, adalah semua yang kita punya.

Tapi bagaimanapun, sebenarnya tidak ada yang kita punya di dunia ini, kan? Bahkan hidup inipun suatu saat nanti akan diambil. Jadi kenapa kita mesti takut kehilangan ya? Mungkin memang fitrahnya manusia ya untuk selalu merasakan kenyamanan. Saat kita sudah merasa nyaman pada suatu keadaan, kita menjadi sangat takut untuk kehilangan keadaan itu. Padahal tidak ada yang abadi. Semua selalu berubah. Sekarang atau nanti.

Kenapa ya?
Kenapa kita tidak bisa duduk-duduk saja di siang hari. Berteduh di bawah pohon sambil menikmati angin yang bertiup pelan. Bercengkerama dengan pacar. Mengagumi teduh matanya yang penuh perhatian dan kehangatan. Lantas saling bersandar dan menghayati senja yang indah.

Kenapa ya?
Kenapa kita tidak bisa berbaring saja di rerumputan. Memandang langit malam yang penuh kilau bintang. Bercerita tentang indah dunia. Larut dalam kata-kata cinta. Tenggelam dalam pelukan hangat. Merasakan perlindungan yang bagai selamanya. Sampai akhirnya kokok ayam membangunkan hari di pagi yang berembun.
Dan mentari terbit di timur...

Hidup ini bisa sedemikian indahnya. Tapi kenapa kita tidak bisa menikmatinya ya???
Kenapa kita malah terjebak rutinitas yang bernama 'pekerjaan'?
Bukankah kita hanya menginginkan sesuatu yang bernama kebahagiaan, ya? Yang katanya sih nggak bisa dibeli dengan uang...

Tapi kenapa ya?
Posted by Syahdana at 9:33 PM | 5 comments read on

A little meaning of happiness

Saya ingin bercerita tentang hari ini.

Tadi pagi mungkin start paling buruk saya selama KP. Berangkat baru jam 8 lewat 15, saya harus memacu motor untuk sampai kantor dalam 45 menit saja. Walhasil, telat beberapa menit. Tapi toh di area kerja saya ternyata belum ada orang juga :D. Padahal jam 9 katanya mau ada internal meeting.

Eh, hari ini nggak seperti jum'at biasanya di mana karyawan boleh berpakaian casual. Hari ini tampak orang-orang berpakaian formal. Ada apa ya... hehe. Bukan, bukan karena mau ada internal meeting tadi (yang meeting juga divisi saya doang kok). Tapi karena ada Metro TV! Ceritanya Metro TV mau take beberapa adegan di sini, entah untuk acara apa, yang pasti bukan buat sinetron ;p.

Setelah internal meeting, saya bergegas shalat Jum'at. Saya mendapat SMS spesial. Tapi baru setelah jum'atan saya membalasnya. Wah... pokoknya dengan sepenuh hati deh saya coba memberi balasan yang terbaik. Makan siang yang sudah sejak tadi ada di depan hidung saya, yang mengepul-ngepul dan aromanya menggoda, saya cuekin sampai akhirnya jadi dingin. Pokoknya sebelum saya kirim balasannya, saya belum akan makan sesuap pun. Berlebihan ya, hehe...

Jam istirahat selesai, di divisi saya terjadi sedikit diskusi ringan tentang pendidikan. Obrolan tersebut cukup menarik dan membuat saya ikutan nimbrung. Cerita rincinya bisa dilihat di bawah posting ini.

Selepas jam kantor, seperti biasanya, saya manfaatkan akses internet untuk mengecek e-mail, blog, dan melihat beberapa berita sepakbola. Saya juga chatting sama beberapa orang. Yang paling seru adalah dengan Ibam.

Yah, sekarang saya lagi jatuh hati dengan seseorang, tapi dalam keadaan yang sulit sekali. Dia yang saya suka, ternyata telah suka sama orang lain juga. Dan semua semakin berat saat saya berada dalam dilema antara "penyuka" dan "teman".

Untuk masalah seperti ini, Ibam memang orang yang tepat! Saya seperti sedang berguru pada Master Yoda. Dia memberi banyak masukan dan terutama semangat ("the force"!) buat saya. Trims berat, Bam... T_T. Saya akan terus berjuang!

Sometimes all you need is just several minutes chat with your friend.

It works well on me. Meski hati ini tetap galau, saya melangkah pulang dengan perasaan positif. Saya membantu pengurus pantry membereskan gelas-gelas di area saya. Waaah, menyenangkan sekali rasanya ketika saya bisa berkata padanya "hati-hati bawa gelasnya, mas". Ternyata apa yang datang dari dalam diri kita juga dapat berpengaruh besar terhadap suasana yang kita rasakan ya?

Sampai di rumah, saya sudah lapar berat. Dan ternyata mama masak sop ikan. Duh, saya trauma. Saya pernah mau muntah dulu gara-gara makan sop ikan. Jadilah selera makan saya hilang (Mama... maafkan anakmu yang tak menghargai masakanmu ini ya... T_T). Tapi ternyata mama sangat baiiiiikkk sekali. Tanpa bertanya-tanya ke saya, mama tiba-tiba saja membuat nasi goreng. Eit, belum cukup sampai di situ, mama juga menghangatkan susu Ultra (ups, menyebut merk :D) yang ada di kulkas dan menuangkan segelas untukku.
Uaaah... I love you, mom! You're the best! ^^

Sehabis makan, hanya senang yang bisa saya rasakan. Bahkan rasa kenyang pun jadi tidak seberapa terasa dibanding rasa senang ini. Saya ingin berbagi kesenangan saya kepadanya, kepada dia yang sering bersedih. Saya berdoa pada Tuhan agar dia juga dapat merasakan kesenangan seperti ini.

Saya mencoba bercerita padanya. Saya kirimkan pesan. Tapi keduanya tak ada tanggapan. Ya sudahlah. Sebenarnya saya ingin bercerita banyak tentang hari ini kepadanya. Tapi saya juga tidak mau mengganggunya hanya untuk membaca pesan-pesan yang mungkin tidak begitu berarti untuknya.

Hmmm... yah, saya cuma berharap dia membaca tulisan ini suatu saat.

Tulisan ini saya dedikasikan untuknya...
Posted by Syahdana at 9:55 PM | 4 comments read on

Diskusi ringan

Hari ini, beberapa saat setelah orang-orang di divisi saya kembali dari istirahat siang, terjadi diskusi ringan yang dimotori manager divisi. Diskusi ini topiknya tentang pendidikan.


Diskusi diawali dari cerita kesuksesan Tim Olimpiade Fisika Indonesia, lalu berlanjut pada kemalangan Tim Olimpiade Matematika yang gagal berangkat karena perizinannya terbengkalai, hasil UAN tahun ini yang menyedihkan, kurikulum pendidikan negara-negara di Asia yang ternyata lebih 'dewa' dibanding negara lain, terus sampai akhirnya membahas sistem pendidikan di Indonesia yang dibandingkan dengan di luar negeri. Manager divisi saya membagi pengalamannya mengenai bagaimana pendidikan di Amerika, dan tentunya di Jerman --tempat dia tinggal selama 10 tahun untuk kuliah dan bekerja.


Di Amerika, pendidikannya lebih ditekankan pada pengembangan kreativitas daripada kepintaran. Manager saya diberitahukan oleh temannya, bahwa 60% siswa di Amerika sebenarnya bodoh. Dalam artian selalu mendapat masalah dalam pelajaran. Namun karena penilaian juga dilakukan dari segi lainnya --terutama kreativitas, mereka selalu diluluskan.


Pendidikan di Jerman lebih hebat lagi . Manager saya bercerita tentang pendidikan pada jenjang universitas di Jerman. Di sana, di tempat dia kuliah, seorang dosen harus bergelar Profesor. Dan dosen ini harus mempunyai sebuah institusi yang setiap tahunnya wajib memublikasikan jurnal-jurnal ilmiah. Jadi, dosen di sana adalah sekaligus seorang ilmuwan yang melakukan berbagai penelitian di institusi yang dia miliki sendiri. Luar biasa bukan??? Seorang dosen saja harus seperti itu! Yang bikin saya lebih takjub lagi adalah ketika diberitahukan bahwa biasanya tiap dosen punya 4 orang asisten. And you know what, asisten itu semuanya bergelar Doktor!


Dari sini saja kita bisa lihat kan betapa sistem pendidikan kita masih tertinggal jauh. Oya, pak manager juga bilang kalau di Jerman Profesor adalah salah satu profesi yang memiliki gaji tertinggi: 9 ribu euro, atau sekitar 105 juta rupiah per bulan!

Lihat kan, begitu dihargainya akademisi di sana...


Nah, begitulah beberapa cerita dari diskusi siang di kantor saya.

Posted by Syahdana at 9:47 PM | 0 comments read on

Malam Jum'at II

Nggak ada ide buat nulis... Nggak ada ide buat ngelanjutin cerita kodok pangerannya...
Saya malah bingung kenapa saya online yah?
Mellow berat... saya memutar lagu-lagu yang menyayat hati. Duh, saya ingin tenggelam dalam perasaan ini. Saya ingin hanyut terbawa emosi lagu-lagu ini.

Sekarang melantun lagunya 'Pretty Boy' yang dibawakan M2M. Liriknya sangat menyentuh... saya tuliskan di sini sebagian :

I lie awake at night... see things in black and white... I've only got you inside my mind... you know you've made me cry... I lie awake and pray... that you will look my way... I have all these longing inside my heart... I knew it right from the start...

Gilaaa....
I hate to say... I miss someone...
Yeah, I have all these longing inside my heart...
Posted by Syahdana at 9:22 PM | 0 comments read on

pahit

Dan saat saya mulai memikirkannya, saat tidur malam saya mulai terganggu bayangannya, saat dia mulai masuk ke mimpi-mimpi saya...
Saya benci tuk mengakui kalau saya mulai jatuh hati

Dan saat saya semakin yakin dengan perasaan ini, satu demi satu tirai terbuka, memberitahukan kenyataan di sekelilingnya yang selama ini tak saya ketahui
Saya mencoba menutup mata, dan tetap berjalan mendekat. Tapi tidak bisa
Saya harus tetap membuka mata saya untuk menjaga langkah saya

Maka saya melihat kenyataan
Saya tak mungkin sampai kepadanya

Tapi saya terus menunggu... entah sampai kapan
Saya cuma berharap tubuh saya cukup kuat untuk tetap berdiri
Dan tersenyum padanya
Posted by Syahdana at 10:24 PM | 3 comments read on

Kodok Pangeran (bagian 2)

...

Maka tidurlah sang pangeran…

Malam berlalu, pangeran bangun dengan perasaan ganjil. Tempat tidurnya seperti bertambah luas. Aneh… pikirnya. Lalu dia langsung bangun dari tempat tidur dan melompat ke depan cermin untuk melakukan ritual pagi harinya : berkebun…? ya enggak lah, bercermin!

Hmmm… wait a minute... melompat???

Alamak! Betapa kagetnya ia begitu menyadari dirinya telah menjadi seekor kodok! (btw, kodok punya ekor nggak sih?)

Hmmm… inikah maksud ciuman wanita itu semalam? Lho… kok aneh ya. Biasanya kan kodok dicium, terus jadi pangeran. Kenapa ini terbalik ya???

...



Bersambung lagi ya... ;p

Posted by Syahdana at 10:08 PM | 1 comments read on

Down lagi...

Ehm... maaf ya cerita pangerannya diputus. Maaf, saya tiba-tiba kehilangan inspirasi...
Iya, sekarang tiba-tiba aja mood saya jadi jelek. Dan yah, inilah kekurangan saya. Sangat gampang terpengaruh keadaan. Apalagi untuk urusan hati. Arghhh, ingin rasanya membius hati ini. Biar mati rasa.

Saya ingin pergi ke puncak dunia.
Dan terjun bebas...
Jatuh...
Selama-lamanya...

Tangkap saya... Tangkap saya... Tangkap saya...
Posted by Syahdana at 9:56 PM | 1 comments read on

Kodok Pangeran

Kwok!
Suatu ketika di negara antah berantah yang berbentuk kerajaan, terdapatlah seorang pangeran tampan nan rupawan --standar lah ya ;)
Pangeran ini rupanya seorang lelaki buaya darat: bermulut sangat manis, tapi busyet! hatinya bagai serigala. Dia memikat hati banyak wanita. Tapi tak satupun yang benar-benar menyentuh hatinya. Dia bertualang mencari cinta sejatinya. Hingga suatu saat ditemukannya wanita yang benar-benar membuat dia jatuh hati... dan itu terjadi pada pandangan pertama.
"Aku jatuh cinta padamu, wahai putri jelita", kata sang pangeran
"Bullshit! Tahu apa kamu tentang cinta, duhai pangeran tampan!", balas wanita tersebut
Aje gile nih cewek... batin sang pangeran. "Baiklah", sang pangeran berkata lagi, "bila kamu pikir aku tak mengerti cinta, maka ajarilah aku cinta"
Lalu tiba-tiba saja wanita itu mencium sang pangeran. Dia... --censored--
Dengan wajah sedikit bingung, sang pangeran lantas bertanya, "Itukah arti cinta bagimu?"
Wanita itu dengan tenang menjawab, "sabarlah, kamu akan temukan jawabannya besok, o pangeran"

[bersambung dulu yah... ;p]
Posted by Syahdana at 9:47 PM | 2 comments read on

Malam Jum'at

Nggak tau mau nulis apa... [lha ini nulis, ya?]
Iya, bener malam ini malam Jum'at. Seperti biasanyalah... sepi. Dari jendela kamar saya bisa dilihat pemandangan perkampungan yang gelap. Pohon-pohon, semak-semak, bunyi jangkrik...

Eh, kok kadang kita ngerasa hampa ya?
Besok saya dapat izin libur kerja, jadinya kan libur tiga hari tuh. Terus saya sudah berencana mau jalan-jalan ke Bandung, liat wisudaan, ketemu temen-temen yang di Bandung, ketemu... (kalo ketemu). Kayaknya bakal menyenangkan.
Tapi kenapa sekarang rasanya malah hampa ya? Kok saya jadi nggak semangat begini sih...
-Aneh
Selera makan pun nggak ada. Malam ini saya 'cuma' makan roti 4 tangkup, dan minum teh manis yang sudah dingin.
-Aneh
Mudah-mudahan besok nggak sakit...

ps: trims ya buat yang dah baca blog ini dan kasih komentar. Maaf kalau ada kata-kata yang nggak enak dibaca ^^
Posted by Syahdana at 9:51 PM | 3 comments read on

Pertemuan

Hari ini saya punya janji. Pukul 12 di depan tempat biasa, begitu katanya. Masih terngiang-ngiang suara itu dalam tidur saya yang baru beberapa jam saja. Lalu terdengar suara lain lagi. Suara adik saya. Ah, ternyata itu suara nyata… yah, saya harus bangun untuk ikut menikmati sarapan.

Prata, prata isi telur, dengan kuah kari-karian. Cukup membuat nafsu makan saya menggebu-gebu. Prata telur berbentuk kotak. Prata biasa, bundar. Seperti jam. Di atas piring makan, saya lihat prata yang kuning karena tersiram kuah kari itu. Membayang terpantul di atasnya, dua buah angka.

12

Dalam hitungan detik, kedua angka itu sudah berada dalam kerongkongan saya.

8.30. Masih empat setengah jam lagi menuju pertemuan. Saya mulai menghitung waktu. Baiklah, dimulai dari titik nol, jam 12 tepat. Saya berdiri tepat di tempat pertemuan. Lalu waktu berjalan mundur. Saya berjalan mundur. Kembali ke tempat parkir. Kembali ke jalanan. Sampai di depan rumah. Melihat jam di layar ponsel, 11.30. Waktu terus bergerak mundur. Saya menyisir rambut, saya menyemprot wewangian, saya memakai baju, saya memilih baju. Saya keluar kamar mandi, saya masuk kamar mandi, saya mengambil handuk, saya mendongak melihat jam dinding. Jam 11.

Dalam sekelebat mata, saya kembali ke masa kini. Jam besar di ruang tamu sudah berubah bentuk. Jarum panjang telah menggelincir 30 derajat. Sekarang pukul 8.35. Ada 3 jam 25 menit sebelum saya bersiap pergi. Cukup waktu untuk melakukan banyak hal. Saya berpikir untuk mencuci motor yang kotor. Setengah jam paling lama. Mungkin mendengar musik sambil membaca koran minggu atau cerpen. Setengah jam juga. Dua jam 25 menit tersisa, saya bisa mulai menulis cerita ini, lalu menonton acara televisi minggu pagi yang membosankan, lalu melamunkan sesuatu -- atau seseorang, lalu sekadar duduk-duduk saja di atas tempat tidur dan membayangkan pertemuan nanti. Tapi tiba-tiba saja saya mendongak ke atas. Saya melihat jam dinding. Jam 11.

Andai waktu secepat itu. Saya sudah tidak sabaran menanti saat pertemuan. Pukul 12 di tempat biasa, begitu katanya. Tapi waktu memang tak pernah terasakan. Selalu berlalu begitu saja bagai udara. Lantas manusia akan selalu mengeluhkan waktu yang bagai tidak pernah cukup untuk mereka. Padahal setiap hari selalu sama. Dua puluh empat jam.

Enam belas menit sudah lewat sejak pukul 11.00. Saya masih berusaha memejamkan mata. Berharap mendengar suara adik saya yang mengajak sarapan. Tapi cuma suara itu yang terus mengiang di telinga saya.

Pukul 12 di tempat biasa.

Mata saya perih. Kelihatannya saya akan telat.

(Ruang tengah. Malam. 16 Juli 2006)
Posted by Syahdana at 5:48 PM | 6 comments read on

Biar bintang tak datang

Dinda, sedang apa kamu malam ini?

Apakah kamu sedang melihat langit, seperti yang aku lakukan saat ini?


Jika iya, Dinda, lihatlah bulan di atas sana. Cemerlang di antara awan-awan tipis yang berlalu-lalang. Mungkin kamu tidak suka bulan ya, Dinda? Kamu selalu suka bintang-bintang yang kemilau. Yang selalu membuatmu tersenyum. Makanya kamu masih tetap sedih sekarang. Karena bintang memang belum datang-datang.


Dinda, cobalah dengarkan aku sebentar. Kamu boleh tak percaya, Dinda. Tapi aku rasa aku melihat wajahmu, yang terpantul di permukaan bulan. Ya, itu kamu dengan bibirmu yang lucu, yang selalu terlihat seolah mencibir. Dan kamu pernah bilang orang selalu berkata kamu bertampang jutek. Memang iya, itu kamu! Tapi apa salahnya dengan itu. Aku suka wajah jutekmu. Malahan itu terlihat lebih indah kini, di situ, terpantul oleh sinar bulan.


Bagiku, kamu seperti seorang putri yang bersedih. Namun tetap indah berkilau dihias cahaya perak bulan yang temaram.


Tersenyumlah Dinda, sang putri bulan. Berjuta-juta orang di bumi ini sedang meratapi kesedihanmu. Termasuk aku. Dan tiap malam mereka -- dan juga aku, selalu setia menunggu. Menunggu kamu tersenyum untuk sekedar menghibur hati yang kesepian.


Dinda, ayo tersenyumlah…

Biarpun bintang malam ini tak datang,

Tersenyumlah…

Demi aku dan berjuta-juta orang di bumi


(Kamar. Malam. 11 Juli 2006)

Posted by Syahdana at 4:25 PM | 4 comments read on

Sesuatu dari dunia bis kota

Pagi hari tanggal 2 Juli, saya kembali menikmati perjalanan bis kota Jakarta. Kembali pula saya seperti masuk ke suatu dunia baru. Kompleksnya keadaan yang terjadi di dalam sebuah bis kota telah menghadirkan suatu dunia sendiri. Interaksi yang terjadi di dalamnya, sungguh menarik untuk diperhatikan.


Dunia bis kota, dunia yang dipenuhi bermacam manusia dari berbagai alamat dengan kepentingan yang beragam pula. Dari mulai pekerja, pelajar, keluarga, turis, pemudik, bahkan penjahat. Dan, yang wajib ada di bis kota 'biasa' Jakarta, sudah tentu pedagang asongan dan pengamen.

Pengamen, menurut saya, adalah yang paling menarik. Mereka selalu bisa memainkan emosi saya. Kalau lagu yang mereka bawakan enak, maka saya bisa sedikit rileks menghadapi kemacetan (yang juga wajib ada di Jakarta =)), plus panas dan pengapnya udara dalam bis kota.


Kadang, saya kesal terhadap pengamen yang menyanyikan lagu asal saja. Padahal itu kan yang mereka berikan kepada penumpang bis kota. Itulah pekerjaan mereka. Dari situlah mereka mengharapkan 'upah' sebagai penumpang.


Tapi toh, saya jadi terpikir sesuatu. Apakah saya juga sudah memberikan yang terbaik terhadap apa yang saya lakukan? Saya pelajar; apakah saya sudah belajar dengan baik? Atau hanya asal saja, sebagai 'formalitas' untuk mendapat 'upah' nilai, seperti pengamen itu?


Memikirkan hal tersebut membuat saya menjadi malu sendiri. Kadang kita mengkritik perbuatan orang lain; mengharapkan orang itu melakukan yang terbaik. Namun, apakah kita sendiri sudah berbuat yang terbaik?

Nah, ternyata dari dunia bis kota inipun saya juga bisa memetik suatu pelajaran, ya?


(Mayasari Bakti AC 34, Blok M - Tangerang. 2 Juli 2006)

Posted by Syahdana at 4:13 PM | 1 comments read on

Cengeng

Saya rasa saya adalah laki-laki yang suka menangis. Dari dulu, dari kecil, saya ini pengecut. Saya nggak pernah berani melawan keadaan. Saya selalu nerima, suka atau nggak suka, senang atau sakit.


Sampai sekarang, saya masih menangis. Tapi saya selalu menyembunyikan tangisan saya. Bahkan dari orang-orang terdekat saya. Itu karena saya malu, karena seharusnya sayalah yang menguatkan mereka.


Saya jadi ingat umur : 20 tahun. Tapi saya merasa nggak kunjung dewasa. Saya merasa masih seperti anak-anak. Yang menangis. Yang lemah. Yang mencari perlindungan.


Bedanya, mereka nggak perlu malu untuk menangis. Mereka bisa menangis sekeras-kerasnya. Dan nggak lama lagi pasti orang-orang akan datang padanya. Melindungi dan memeluknya erat.


Kenapa kita ini tumbuh ya?

Kenapa kita harus menjadi dewasa dan kemudian mati?

Kenapa kita tidak selamanya tetap menjadi anak2?

Tenang…

Damai…

Posted by Syahdana at 4:04 PM | 2 comments read on

Hatiku,

Hatiku,

Mengapa hidupku ini sepi, hatiku?

Apakah semua orang pernah merasakan seperti ini?

Sendirian di kamar, memikirkan berbagai hal nggak penting, melamunkan mimpi yang nggak akan pernah jadi kenyataan, menghayal tentang cinta.

Lalu mungkin aku akan mencoba menuliskan semuanya --yang pada akhirnya tak akan pernah bisa tuntas. Sampai tiba-tiba aku sadar kalau aku butuh seseorang untuk menemaniku bicara, berdiskusi seru, mendengarkan keluhku, menghibur rasa jenuhku, menyemangatiku untuk terus tegakkan kepala sepanjang hari.


Namun tidak ada siapapun di sini.


Nomor-nomor yang ada di buku teleponku, semua hanya nomor darurat. Dihubungi jika memang benar-benar diperlukan. Dan ya, saat ini aku memang perlu teman! Tapi, coba pikir, dapatkah kuhubungi nomor-nomor itu lalu saat mereka bertanya penuh perhatian 'kenapa, Wen?', lantas dengan enteng kukatakan 'halo, maukah kamu menemaniku?' Yang ada, mereka malah akan mengulang pertanyaan yang sama dengan rasa setengah malas, 'eee… serius, Wen, ada apa nih?'. Huh, padahal memang aku serius! Mungkin hanya nomor wanita panggilan yang akan menjawab 'ya' atau 'oke'. Sayangnya, aku tidak pernah menyimpan nomor seperti itu.


Ah, entah kenapa ya, semua orang sepertinya selalu sibuk dengan ini-itu. Orang-orang di nomor darurat itu, seolah mereka akan mati besok pagi dan oleh karena itu semua urusan harus diselesaikan hari ini. Apa tidak ada ya, yang menjelang akhir kematiannya hanya ingin duduk-duduk santai saja, mengobrol ngalor-ngidul, mengenang masa lalu...

Mungkin hanya sepasang kekasih yang ingin tetap berdua, berpelukan di ujung hidupnya.

Tapi masalahnya, hatiku, aku tidak punya kekasih sekarang. Aku pernah punya satu, namun dengan bodohnya kutinggalkan dia. Lalu aku punya lagi, dan kutinggalkan lagi. Dan kini aku sedang mencari lagi. Tapi Tuhan tampaknya kapok memberiku satu lagi. Karena sudah dua pemberian dariNya aku sia-siakan begitu saja. Padahal, sungguh aku menginginkan mereka bukan untuk sementara waktu, tapi untuk jadi temanku mengarungi hidup. Hanya saja, kadang keadaan menjadi demikian sulit untuk diatasi.


Hatiku, seseorang yang kuharapkan sekarang, tampaknya belum mau memberikan waktu dan perhatiannya kepadaku. Dia sepertinya sama saja dengan orang-orang itu, yang masih memikirkan dirinya, masih beranggapan besok pagi semua akan berakhir.

Mungkin dia tidak seperti aku, yang kesepian dan butuh teman. Mungkin dia menikmati kesendiriannya, dan mungkin dia punya banyak nomor yang bukan sekedar nomor darurat. Duh, andai aku bisa menjadi seperti dia.

Posted by Syahdana at 10:46 PM | 6 comments read on

What am I looking for?

I was created as a thinking thing

I existed

And I lived

What do I have to do, then?


I eat to keep myself alive

And rest so I could keep doing things

But what kind of things I have to keep doing?

Maybe I do hunting for foods

Maybe I do working for goods

And aren't those for a thing called living???


I live to do things that make me stay alive


Kind of absurd…


Yeah, by the way, this is life


I learn to be a better me

I fight for a goodness

Then I'll be, what? A superhero?


What the hell with that!

Even superman can’t prevent human race from dying and suffering

And so what are we doing here, on earth?


I have been walking since the first time I walked

I keep walking by now, just to see the end of this all :

The edge of the world

But all the people I met, told me that the world is round

I don’t care

Because I have forgotten the way I came from

So I decide to keep going

Not to find something

Just to stay alive


And if you ask me what I am looking for,

I'll tell you it's living

Posted by Syahdana at 8:03 PM | 0 comments read on

Missing

Something is missing
And I know what it is
But I just keep pretend that I don't know what it is
'Cause I feel uneasy to admit that

Things were tasted so hard
It was hard when I knew, dad had already gone to work
It was even harder when I heard mom cried
My sister, she still slept in her room
But I could hear too
She was breathing tears

Something was happened
And I guessed I knew what it was
But I just kept pretend that I didn't know what it was

This tuesday morning
There was no conversation at all
Not in every place in this house
Life was silent as it always been
And I never figured out why

Well...
this is my life
Posted by Syahdana at 7:46 PM | 0 comments read on

Kenang-kenangan

Hari ini hari Kamis, tanggal 6 Juli 2006.
Terus? Ya... 06-07-06, kalau diliat-liat tanggalnya lumayan bagus kan? (maksa ini, hehe...)
Hmmm, saya jadi teringat aja suatu hari pernah ada yang bilang ke saya tentang tanggal hari tersebut yang bagus. Lalu dia ingat suatu kenangan menyenangkan di tanggal itu, beberapa tahun sebelumnya.
Nah... sekarang giliran saya yang seperti itu. Empat tahun lalu, mungkin jadi saat yang menegangkan sekaligus menyenangkan bagi saya. Malam itu, pertama kali saya berani mengungkapkan keinginan cinta saya kepada seseorang (wanita lah pastinya...). Kalau mau cerita, sebenarnya perjalanan saya menuju hari itu sudah bertahun-tahun lamanya. Dan malam itulah, saya menuntaskan keraguan saya dan memantapkan hati untuk mempunyai seseorang di samping saya.
Sungguh menegangkan, karena pada detik-detik terakhirpun saya masih bimbang untuk mengatakannya. Tapi, setelah itu adalah kesenangan.
Hehe... lucu sekali mengingat-ingat waktu itu.

Rasanya saya sudah semakin tua sekarang. Mungkin sudah waktunya meninggalkan bayang-bayang masa lalu yang penuh kesenangan, yang selalu memanggil untuk kembali.
Kini, ya kini.
Posted by Syahdana at 9:21 PM | 5 comments read on

Wedding Party


There's a wedding party out there

And I can't tell if it's a dream or reality

My head's still laying upon the pillow

But the crowd seems very near

It's crawling in through my ears

Playing some tone I've heard before

My father's voice


The sun gets higher above the ground

The wedding party finds some place in reality

And I just can’t wake up from my bed

There are sounds of everybody out there

Calling me to join the party

I know, it's very late in the morning now

But please, let me stay here just for a minute


The wedding party keeps going on

Still I can't go out of my room

I don't want to be there

Wearing a shiny white suit and smiling to people

Seeing everything as white and bright

And there are my friends

Yelling me to keep walking straight


Oh, tell me what the hell is going on?!

I just want to sleep a little bit longer...


There's a wedding party on my yard

And I just stand here inside my room

I can see through the window

The bride standing alone

Waiting for the groom


She is so pretty

And everybody looks so happy

And everything is so perfect


But hey, let me stay here just for a minute


(Inspired by a wedding party on my neighborhood)

(Several words are taken from dsH's poem with permission)

Posted by Syahdana at 10:23 PM | 2 comments read on

So What???

Lost, I'm feeling lost

Keramaian telah dimulai bahkan sebelum fajar

Sangat terlambat sekali bagiku


To get in and take some part

Aku hanya duduk tercenung di tepi sungai

Yang arusnya deras mengalir


It is impossible for me to jump into the river and swim along the stream

Aku cuma akan terhanyut oleh keadaan

Dan kehilangan diriku


I will be a ghost, seeking for soul in an eternity

Tak bedanya kini

Aku melihat dunia dari luar dunia


Just can watch it, can not play with it


Terus kenapa???

Posted by Syahdana at 9:27 PM | 0 comments read on

My Photo
Name:
Location: Bandung, West Java, Indonesia

Just an ordinary man living in an extraordinary world. Have a complicated mind and sometimes think too deep, but trying to be simple. Wish could share things by writing.