Diskusi ringan

Hari ini, beberapa saat setelah orang-orang di divisi saya kembali dari istirahat siang, terjadi diskusi ringan yang dimotori manager divisi. Diskusi ini topiknya tentang pendidikan.


Diskusi diawali dari cerita kesuksesan Tim Olimpiade Fisika Indonesia, lalu berlanjut pada kemalangan Tim Olimpiade Matematika yang gagal berangkat karena perizinannya terbengkalai, hasil UAN tahun ini yang menyedihkan, kurikulum pendidikan negara-negara di Asia yang ternyata lebih 'dewa' dibanding negara lain, terus sampai akhirnya membahas sistem pendidikan di Indonesia yang dibandingkan dengan di luar negeri. Manager divisi saya membagi pengalamannya mengenai bagaimana pendidikan di Amerika, dan tentunya di Jerman --tempat dia tinggal selama 10 tahun untuk kuliah dan bekerja.


Di Amerika, pendidikannya lebih ditekankan pada pengembangan kreativitas daripada kepintaran. Manager saya diberitahukan oleh temannya, bahwa 60% siswa di Amerika sebenarnya bodoh. Dalam artian selalu mendapat masalah dalam pelajaran. Namun karena penilaian juga dilakukan dari segi lainnya --terutama kreativitas, mereka selalu diluluskan.


Pendidikan di Jerman lebih hebat lagi . Manager saya bercerita tentang pendidikan pada jenjang universitas di Jerman. Di sana, di tempat dia kuliah, seorang dosen harus bergelar Profesor. Dan dosen ini harus mempunyai sebuah institusi yang setiap tahunnya wajib memublikasikan jurnal-jurnal ilmiah. Jadi, dosen di sana adalah sekaligus seorang ilmuwan yang melakukan berbagai penelitian di institusi yang dia miliki sendiri. Luar biasa bukan??? Seorang dosen saja harus seperti itu! Yang bikin saya lebih takjub lagi adalah ketika diberitahukan bahwa biasanya tiap dosen punya 4 orang asisten. And you know what, asisten itu semuanya bergelar Doktor!


Dari sini saja kita bisa lihat kan betapa sistem pendidikan kita masih tertinggal jauh. Oya, pak manager juga bilang kalau di Jerman Profesor adalah salah satu profesi yang memiliki gaji tertinggi: 9 ribu euro, atau sekitar 105 juta rupiah per bulan!

Lihat kan, begitu dihargainya akademisi di sana...


Nah, begitulah beberapa cerita dari diskusi siang di kantor saya.


About this entry