Bertanya pada laron

Maghrib tadi di warung, beberapa laron masuk ke ruangan tempat saya lagi browsing-browsing dan dengan sigap (meskipun ga pernah di-os) mengerubungi lampu neon di atas saya. Musim hujan, malam hari, habis hujan. Kayaknya memang timing tepat buat si laron unjuk gigi (eh, punya gigi ga sih?). Yah, mulailah meteran kesal saya naik. Saya nggak pernah suka serangan laron. Kadang membuat merinding. Kadang membuat panas dingin. Malah sampai meriang. Tapi itu sih memang kebetulan waktu saya lagi demam =D.
Nah, singkat kata, karena kesal maka keluarlah makian dari mulut saya terhadap sang laron. Eh, ternyata ada yang protes (bukan, bukan laronnya yang protes...). Abang IPD yang protes bilang ke saya, "kasian kan... laron hidup nya cuma sehari aja". Memangnya iya ya? Entahlah, yang pasti pernyataan itu tidak cukup menahan saya untuk segera pulang karena kenyamanan browsing yang mulai terganggu (sebenernya bukan gara-gara laron, tapi karena AI3nya lagi nggak beres).
Maka pulanglah saya. Selama perjalanan pulang (kesannya jauh banget ya? padahal cuma di Cisitu...) saya memikirkan kembali tentang laron-laron itu. Ada beberapa pertanyaan lucu yang muncul:
  • Kalau memang benar mereka cuma hidup sehari, apa sih yang ada di pikiran mereka tentang "hidup yang cuma sehari itu"? Andaikan saya seperti laron yang cuma hidup sehari, apa aja ya yang akan saya lakukan selama sehari itu? (yang pasti sih coding bukan termasuk salah satunya... (harap maklum, baru ngerjain tugas Kripton (Eh, Kripto ding (FYI, Kripto itu singkatan dari Kriptografi (banyak amat ya tanda kurungnya? (duh!))))))
  • Setahu saya, dari pengalaman-pengalaman berurusan dengan laron, tampaknya makhluk ini cuma keluar pas malam, dan cuma doyan mengerubungi lampu neon. Nah, yang jadi pertanyaan, kalo jaman dulu waktu belum ada lampu neon atau lampu-lampu lainnya, laron ngerubungin apa ya? bulan? Atau laron baru ada setelah lampu neon ditemukan ya?
Mau tau jawabannya? tanyalah pada rumput yang bergoyang... begitu kata Ebiet G. Ade. Tapi kalau kata Ronny Waluya sih, "Kita tanya Galileo!"

About this entry