Galau

Beberapa bulan belakangan ini, saya mulai merasakan masuk ke era kedewasaan. Masuk ke dunia yang nyata, yang keras, yang harus saya hadapi dengan bertumpu pada diri sendiri.
Apa yang saya lakukan adalah apa yang saya dapatkan. Apa yang saya putuskan adalah apa yang saya pertanggungjawabkan.

Kadang, saya merasa semua ini terlalu berat. Saya menangis dan mengharapkan pertolongan, yang saya tahu tidak akan pernah datang. Saya terpukul dan merasa sangat kesepian. Saya butuh seseorang. Saya butuh sandaran. Saya ingin bersandar pada Tuhan, namun saya yakin saya terlalu jauh dariNya.

Begitulah. Jiwa saya sedang terkikis. Saya mulai berlaku irasional. Mulai menyimpang dan berbelok-belok. Perlahan, saya mulai kehilangan kemampuan untuk merasa, untuk meraba, untuk sensitif terhadap gejala.

Hati saya dimakan kesinisan.

Saya rapuh. Saya telah berubah. Saya bukan saya yang dulu. Saya bukan saya yang saya kenal.

Saya telah tiada. Mati di tengah kebimbangan.

Tapi, cinta selalu datang di saat yang tidak tepat.
Itu kata hati saya.
Saya ingin cinta.
Tapi saya tidak butuh cinta.
Sekarang, haruskah saya percaya pada hati saya?

About this entry